Pages

Rabu, 19 Maret 2014

Keajaiban memberi Pada Sesama

Ada sebuah cerita, kisah unik dan menegangkan. Yaitu hal suatu kabar yang tidak menyenangkan sama sekali. Danu, Ia di vonis mengidap kanker paru-paru oleh seorang dokter. cerita hidupnya yang dulu sering ia bangga-banggakan, kini sudah lenyap dan terasa hancur. Danu yang notabene orang berpendidikan mengetahui bahwa penyakit kanker paru-paru adalah salah satu penyebab kematian paling utama. Namun ia tidak ingin berlama-lama tenggelam di dalam kesedihan, ia coba segala cara untuk penyembuhan penyakitnya, bahkan ia tidak segan untuk mengeluarkan uang banyak demi mendapatkan perawatan yang sangat baik di rumah sakit internasional yang terletak di luar negeri. Berbagai cara pengobatan telah dilaluinya dengan hati gelisah. Tetapi keberuntungan tidak berpihak padanya. Keadaan yang sulit tidak kunjung membaik, yang ada hanya semakin memburuk saja. Keluarganya mencoba memberikan semangat supaya ia tidak menyerah.


Satu waktu ia mendengar dari orang-orang hal seseorang yang katanya mampu menyembuhkan penyakit ganas sekali pun. Danu datang ke kediaman orang pintar itu. Namanya Pak Martin, Kemudian Danu menceritakan riwayat penyakitnya kepada Pak Martin. "Adakah cara pengobatan yang dapat membantuku, Pak? "Saya sering dengar hal keberhasilan bapak menyembuhkan pasien-pasien lainnya, apa hal seperti itu juga bisa terjadi kepada saya pak?" tanya Danu waktu rasa ketakutan akan mati mulai menguasainya.

Pak Martin menghembuskan napas, beliau mencoba untuk menenangkan kegelisahan Danu, "Nak Danu, saya hanyalah manusia biasa yang dapat berupaya untuk memberikan pengobatan untuk pasien-pasien saya. Saya mungkin bisa membantu meringankan sakit mereka sekalian, namun hanya tuhan yang bisa menyembuhkan mereka (keajaiban)." imbuhnya dengan pelan.

"Keajaiban?" sesaat Danu tertegun. "Seandainya dijual keajaiban, saya akan membayar meski harus menghabiskan seluruh harta saya." sahut Danu lemah.

Pak Martin menuliskan sesuatu lalu menyerahkan kepada Danu. "Datanglah ke tempat ini Nak Danu, disini kamu dapat membeli keajaiban yang kamu inginkan."

"benarkah? Seandainya tempat ini benar-benar menjual keajaiban, lantas dengan cara apa saya dapat membelinya Pak?" tanya Danu.

Kemudian Pak Martin memberikan selembar tulisan yang lain. "Bacalah disaat kamu tiba di tempat itu."

Betapa terkejut Danu setelah sampai ke tempat yang menjadi tujuannya untuk membeli keajaiban, ternyata tempat tersebut adalah sebuah masjid kecil. Danu merogoh lembaran kertas yang lainnya lalu membacanya.

“Sebenarnya kamu dapat membeli keajaiban tersebut dimana saja dan kapan saja. Namun ada baiknya jika kamu mencarinya langsung di rumah-Nya. Untuk bayarannya? Berbaliklah lalu cobalah posisikan dirimu sebagai orang yang ingin menikmati karya seni, tidak sedikit pun bagian yang akan terlewatkan pandanganmu, Bukalah matamu nak!”

Dilihatnya panti untuk penderita cacat yang berdiri tepat di seberang jalan. Ada pengemis dan anak jalanan, mereka menghampiri sebagian orang yang lewat demi meminta sedikit rejeki untuk melanjutkan hidup mereka. Kemudian danu membacanya lagi.

“Berdoalah nak, memohonlah dengan rasa tulus kepada Allah. Itulah harga yang dapat kamu berikan untuk mendapatkan suatu keajaiban yang kamu cari. Dan bila Allah berkehendak, keajaiban itupun pasti datang”

Sejak itu, Danu mulai mengisi hari-harinya tidak hanya untuk pengobatan, ia melaksanakan ibadah sholat dan banyak berzakat. Ia mulai sangat peduli terhadap lingkungan.

Hari telah berlalu tahun, Kini ia terbaring lemah di sebuah rumah sakit, sudah lima hari kondisinya menurun. Danu memandangnya, beliau adalah Pak Martin yang menunggu disebelahnya. Danu sengaja untuk memintanya datang.

"Bapak masih ingat kan tentang kejadian tahun lalu, di saat saya bertanya apakah saya dapat menemukan keajaiban yang dapat menyembuhkan penyakitku?" Pak Martin mengangguk, "Menemukan mesjid kecil tapi indah. Sejak itu saya mendekatkan diri kepada yang maha kuasa, saya banyak berdoa. Saya juga menyumbangkan penghasilanku untuk menolong yang butuh bantuan. semua yang sudah saya lakukan, Allah masih belum memberikan keajaiban untukku." katanya dengan nada getir.

Danu kembali memandang Pak Martin, "Tetapi saya tidak sedih, pak. Saya tidak pantas marah atas yang menimpa diri saya, dan saya juga tidak menyesal telah berbuat kebaikan kepada mereka meskipun awalnya saya berharap kesembuhan sebagai balasannya. Sekarang saya merasa tenang dan lebih dekat kepada-Nya." Kemudian Danu menghembuskan nafas terakhirnya.

Kawan, sebaik-baiknya keajaiban bukanlah kesembuhan bagi penyakit kita. Melainkan kita yang bisa memberi keajaiban bagi orang yang sedang membutuhkan untuk sekedar hidup.


Untuk membangkitkan semangat yang patah, baca Kisah Berani Gagal Para Tokoh Dunia.

0 komentar:

Posting Komentar

Be Healthy

Animasi

Ayo Shalat !

jadwal-sholat

Guess Book

Mau Buku Tamu Kayak Gini?Klik Disini

Blogger templates

Blogger templates

AmazingCounters.com

Pada blog ini, label manakah yang sangat bermanfaat untuk anda?

 
H
U
L
A
G
O
L
B